Friday 26 September 2008

Monday 15 September 2008

BuKaN uRuSaN kU

* Artikel ini adalah seperti yang diforwardkan oleh rakan...untuk dikongsi bersama...
Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikur memperhatikan dari jauh dengan teliti sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar?"
Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus terkejut bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak " Ada Perangkap Tikus di rumah....di rumah sekarang ada perangkap tikus...."
Ia mendatangi ayam dan berteriak " ada perangkap tikus"
Sang Ayam berkata " Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku"
Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak.
Sang Kambing pun berkata " Aku turut ber simpati...tapi tidak ada yang bisa aku lakukan"
Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. " Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali".” Kumpulkanlah tikus-2 yang berpengalaman dan buatkan root cause analysis serta fikirkan way forward !”
Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sang ular berkata " Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"
Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendirian.
Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah mengambil mangsa. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Ekor ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri terkena juga gigitan ular .
Sang suami harus membawa istrinya ke hospital namun sang isteri tetap mengalami demam.
Ia lalu minta dibuatkan soup ayam oleh suaminya. Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dibuatkan soup.
Tetapi sakitnya tidak juga pulih. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya.
Tetap saja istrinya tidak pulih juga dan akhirnya meninggal dunia.
Banyak sekali orang datang pada saat penguburan . sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.
Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan...............
SO...SUATU HARI..KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG SEDANG DALAM KEADAAN SUSAH DAN MENGANGGAP ITU BUKAN URUSAN ANDA...PIKIRKANLAH SEKALI LAGI

Thursday 11 September 2008

Apa Yang Kau Cari?

Merdeka! Merdeka! Merdeka!

Selamat hari ulangtahun kemerdekaan ke 51 Malaysia! Keranamu kami mendakap tuah...

Saban hari, kita pasti akan dihidangkan kisah-kisah di Negara lain berdepan dengan peperangan, permusuhan dan kekejaman. Wajah-wajah warga tua merekah, mengalirkan darah. Anak-anak kecil azalinya sempurna kini bergelar kurang upaya. Wanita-wanita gusar akan kehormatannya. Anak-anak muda menjadi korban sasaran peluru tak bermata. Tangan ini terlalu kecil kudratnya untuk membantu.

Peperangan terjadi sekalipun mempunyai warna kulitnya sama apatah lagi jika berbeza.

Kemiskinan dan kebuluran bukan lagi warta lapuk. Warga dunia bermigrasi. Demi mencari sesuap nasi. Lihat sahaja di luar jendala mu. Siapakah yang membina rumah mu? Yang mengasuh anak-anak mu? Yang menanak hidangan mu? Bukan mahu mereka. Tapi keadaan memaksa

Kita?

Kita leka. Mungkin kita rasa kisah-kisah itu satu buaian sebelum lena. Masuk telinga kiri, keluar telinga kanan. Rasa keinsafan maha sementara. Malah kita cuba mengundang malapetaka.

Apa yang kita lakukan di sini? Di bumi bertuah ini?

Kita lagakan api perkauman. Walhal hidup kita aman sahaja selama ini. Kita cuba telagahkan sentimen-sentiman keagamaan. Walhal tiada penindasan dalam mengamalkan agama masing-masing. Apalah yang kita cuba buktikan? Tidakkah contoh sebagai satu bangsa Malaysia yang makmur dan aman berbilang bangsa harus dibanggakan?

Tidak! (Kata sesetengah mereka).

Kerana, jika dibiarkan sahaja, tidak popularlah kita! Tak dipandang! Demi diri sendiri, goncang sahaja jiwa seluruh Malaysia. “Hantukkan kepala-kepala semuanya. Biarkan berpecah. Biarkan tak searah. Janji......aku raih matlamat untuk diri aku sendiri” (kata mereka juga).

Demonstrasi dibawa ke jalanan. Bangga agaknya! Sistem demokrasi ini mungkin bagi mereka tiada baiknya. Apa kata kita cuba komunisme? Negara ini hanya asyik dengan berita kemakmurannya. Nah! Tunjukkan dunia kita juga mampu memberontak! Malaysia boleh!! Mungkin inilah ideologi mereka.

Nun di sana damai yang dicari. Cahaya yang dituju di satu hujung yang amat panjang.

Di sini. Cahaya di telapak tangan. Tak digenggam ingin pula dibuang.

Bila semua ini akan berhenti?

Mungkin, bila telah benar berantakan sesama kita nanti. Bila rakan bukan sebangsa mu yang walhal dahulu bermain bersama mengacukan senjata ke arah mu. Merampas harta dan kedudukan mu. Mengusir mu.

Mungkin setelah kau lihat, anak bangsa mu meredah lautan. Menyeberang ke negara jiran. Mencari perlindungan dan untuk sesuap nasi mengalas perut.

Mungkin nanti kau akan bangga. Nama negaramu acap kali disebut di berita-berita dunia, akan nasib malangnya.

Mungkin nanti kau mampu tersenyum, anak bangsamu menjadi pelarian dan pendatang haram di negara orang.

Mungkin.....

Tuesday 9 September 2008

berDIRI

DaN aKaN kAu dApAtI
hArI iNi sEpErTi sEmAlAmNyA
aKu mAsIh bErDiRi
dAn sEhArUsNyA
aKu aKaN bIsA tErUs bErLaRi
mEnDaKi
pUnCaK iTu
TeLaH aKu pAcAkKaN pAnJiKu
wAlAu kAu cUbA sAsArKaN pAnDaNgAnMu dArInYa
WaLaU kAu cUbA pAdAmKaN dArI sIlAhNyA
aKu tAhU
kAu pUn TaHu
Ia KaN tETaP dIsItU
GeLaP
iTu yAnG aKu GeLaR dIrImU
tAkKaN sIrNaKaN lAnGkAhKu
DaN sUmPaHkU
AkU aKaN tErUs bErDiRi
aGaR bIsA dArAhKu tErUs bErNaDI
dAn HiTaM bUkAn lAgI mIlIkMu